Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) Pusat melakukan kerja sama dengan Programma Uitzending Managers (PUM). Organisasi ini fokus pada pemberdayaan sosial yang membantu UMKM diseluruh dunia. PUM merupakan NGO yang berkantor pusat di Belanda dan memiliki cabang di Indonesia. Pembiayaan diberikan oleh pemerintah Belanda dan bekerja sama dengan expert yang sudah pensiun dalam karir untuk menjadi volunteer dalam project PUM.
Salah seorang volunteer PUM adalah Dr. Lex Boogaarts MBA, CAIA, CIPM, FRM., yang bertindak sebagai mentor. Mr Lex merupakan seorang financial expert yang sudah terjun dalam industri keuangan dalam 40 tahun terakhir. Beliau pernah menjadi staff HR di Shell, kemudian menjadi Branch Manager ABN AMRO Bank, dan Director of Marketing F. van Lanschot Bankiers Netherlands hingga memiliki perusahaan konsultan keuangan sendiri, Client First. Beliau mengenyam pendidikan dan sertifikasi keahlian di Universitas terkemuka dunia, seperti Universiteit of Leiden, rijksuniversiteit groningen, Nyenrode Business School, University of Rochester, Stamford Business School dan Harvard Business School.
Dalam kesempatan ini, Yusuf Farrel Trisyandhi (Yuffa panggilan akrabnya) Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammad Magelang, berkesempatan menjadi intrepeter sekaligus personal assistant. Yuffa menemani safari Mr. Lex Boogaarts Selama 2 Minggu untuk pendampingan 4 Kantor Regional Microfinance Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, Banyumas, Banjarnegara dan Purbalingga.
Pada minggu pertama, Yuffa menjadi intrepeter Mr. Lex Boogaarts ditemani oleh Annisa Tunjung, Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Muhammad Magelang. Pendampingan dilakukan kepada BTM Magelang Bersama dengan Bapak Putranto selaku General Manager, Bapak Agus Yuliawan selaku Direktur Pusat BTM, dan Bapak Nasirudin Ketua Pengurus BTM Magelang sekaligus Ketua PDM Kota Magelang.
Dalam kesempatan ini Yuffa dapat bertemu dengan Bapak Bagus Aryo sebagai Deputi Gubernur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Bapak Helma Agustiawan sebagai Direktur Inkubasi Bisnis Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang datang dari Jakarta untuk berdiskusi tentang bagaimana pengembangan Microfinance di Indonesia dengan Mr. Lex.
Selanjutnya Yuffa bersama Mr. Lex melanjutkan safari ke BTM Banyumas di Purwokerto Purwokerto dan disambut oleh Bapak Eko selaku Ketua Pengurus beserta jajarannya. Dalam pertemuan ini, Mr. Lex menyampaikan beberapa temuan yang ada di BTM Magelang dan melakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait permasalahan yang ada di BTM Banyumas.
Yuffa juga menemani Mr. Lex dalam pertemuan dan diskusi dengan Ketua PDM Banyumas, Wakil Rektor Universitas Muhammad Purwokerto, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP yang diinisiasi Dr. Agung selaku Dosen FEB UMP dan Pengurus BTM Cabang Banyumas
Dalam kunjungan ke BTM Banjarnegara Mr Lex memberikan cara efektif dalam penanganan Non Performing Finance (NPF) dan bagaimana membentuk Tim yang solid dalam organisasi.
Selanjutnya, Mr. Lex juga membedah permasalahan yang terjadi di BTM Purbalingga dengan FGD dengan topik penyelarasan kantor cabang yang baik dan kurang berkembang, fundamental pemberian pinjaman yang tepat, penanganan NPF dan cara menyeimbangkan rasio solvabilitas perusahaan.
Dalam perjalanan ini, Yuffa bersama Mr. Lex memperkanalkan budaya dan makanan khas Indonesia serta mempelajari dan mengunjungi secara langsung salah satu keajaiban dunia yang ada di Magelang yakni Candi Borobudur dan juga mengunjungi Museum Jendral Sudirman, Museum Wayang dan Tari Lengger, Sentra Batik Banyumas dan Perkebunan Jeruk Banyumas .
Diakhir kunjuannya, Mr Lex berpendapat bahwa Microfinance memiliki prospek cerah di Indonesia, dan mengapresiasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang sangat hebat atas segala dedikasi dalam pengembangan sosial yang dilakukan. Mr. Lex juga berpesan bahwa Microfinance adalah anak kecil yang masih membutuhkan banyak dukungan dari orang tuanya (Muhammadiyah) sebagaimana mereka menumbuhkan saudara-saudaranya (AUM sektor pendidikan, dan kesehatan) hingga menjadi dewasa yang matang, Muhammadiyah perlu memberikan dukungan lebih untuk pengembangan BTM menjadi AUM yang sehebat saudara-saudaranya.“Satu kalimat yang sering disampaikan Mr. Lex dan menjadi pesan untuk saya pribadi, bahwa perubahan itu akan datang cepat atau lambat, dan itu dimulai dari diri kita sendiri”. Pungkas Yuffa.